TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin dimulai dari Raja Charles I dan II yang memiliki reputasi buruk di Inggris. Raja Charles I dihukum mati dengan dipenggal kepalanya. Anaknya, Raja Charles II membalas kematian sang ayah.
Top 3 dunia kedua adalah PM Jacinda Ardern menyatakan Selandia Baru tak akan menjadi republik dalam waktu dekat setelah kematian Ratu Elizabeth. Terakhir yaitu Jokowi yang memutuskan tak hadir di sidang umum PBB. Berikut berita selengkapnya:
1. Kisah Raja Charles II Membalas Dendam Kematian Ayahnya: Tragedi Dua Raja Charles di Inggris
Pangeran Charles naik takhta jadi Raja Charles III setelah Ratu Elizabeth II meninggal pada Kamis, 8 September 2022. Raja baru Inggris Raya itu memilih nama Raja Charles III dan memutuskan untuk tidak mengubahnya. Padahal, sejarah Inggris mencatat dua raja dengan nama Charles sebelumnya, punya reputasi yang tidak baik.
Pada 1649, terjadi kasus regicide atau regisida alias pembunuhan terhadap penguasa monarki, di Kerajaan Inggris. Raja Charles I dihukum mati dengan dipenggal kepalanya. Anaknya, Raja Charles II membalas kematian ayahnya setelah naik takhta 11 tahun kemudian. Banyak orang yang terlibat dalam sidang dan eksekusi Charles I, dihakimi, bahkan setelah kematian mereka.
Raja Charles I, yang naik takhta pada 1625, dianggap bertanggung jawab terhadap Perang Saudara Pertama pada 1642-1646, dan Perang Saudara Kedua pada 1648-1649 di Inggris. Kemudian setelah disidang pada Januari 1649 dan hakim menandatangani surat kematiannya, Charles I dihukum mati.
Dia dipenggal di luar Gedung Perjamuan di London. Monarki Inggris jatuh dan kekuasaan ada di tangan Parlementer, di bawah pimpinan Oliver Cromwell, dikutip dari Britannica.
Mengutip dari buku The King's Revenge: Charles II and the Greatest Manhunt in British History, pada 1651, Charles II kembali ke Inggris untuk melawan Parlemen pada Pertempuran Worcester. Charles II kalah, tetapi dia tidak tertangkap oleh pihak lawan setelah bersembunyi di sebuah pohon Ek.
Dia terpaksa menyamar sebagai seorang budak. Seorang wanita muda, Jane Lane membantunya melarikan diri. Charles II berlayar ke Holland atau Belanda, di mana terdapat pendukungnya.
Inggris mengalami pergolakan setelah kematian Cromwell pada 1658. Seorang Royalis yang bergabung dengan Cromwell saat Charles I jatuh, Jenderal George Monck, segera mengambil tindakan. Ketika terjadi perebutan kekuasaan itu, bersama pasukannya dia menyingkir ke Skotlandia. Monck juga menjalin kontak dengan Raja Charles II yang mengasingkan diri.
Baca di sini selengkapnya.